Sikap
profesionalisme anggota organisasi
(komunitas) sangat dibutuhkan untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi secara
profesional. Mendapatkan ketercapaian sikap profesionalisme tersebut dibutuhkan
pelatihan agar mendapatkan kompetensi yang baik dari anggota organisasi untuk
tujuan profesionalnya sebagai anggota. Bernardin & Russell dalam Gomes (2000)
menyatakan bahwa pelatihan adalah
setiap usaha untuk memperbaiki kinerja pekerja pada pekerjaan tertentu yang sedang
menjadi tanggung jawabnya atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan
pekerjaannya. Pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan ketrampilan
karyawan/pekerja yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu
sehingga lebih menekankan pada ketrampilan (skill).
Dalam rangka
peningkatan kapsitas kopetensi Internal komunitas Kampung Sarjana kembali mengadakan
#LiterAksi yang biasa dilaksanakan satu bulan sekali untuk agenda Internal
Kampung Sarjana bertempat di Gedung Graha Sejahtera Mandiri, Jakarta Timur.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2016, Pukul 10.00 – 15.00
Wib. Beberapa anggota komunitas Gerakan Sedekah Harian dan Lentera Surosowan
turut menghadiri undangan tersebut. Agenda #LiterAksi pada pertemuan ini
mengundang Abdul Aziz, yang merupakan salah satu inisiator Gerakan Sedekah
Harian sebagai narasumber.
Leadership (Kepemimpinan)
Ordway Tead (1935) mengatakan Leadership
is the activity of influencing people to cooperate toward some goal which come
to find desireble (Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang
agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan). Pada sesi materi
kepemimpinan Abdul Aziz menjelaskan pada peserta #LiterAksi dalam konsep Leadership seorang pemimpin jangan lupa untuk
bercermin. Diriwayatkan dari Umar bin al-Khaththab, beliau mengatakan, “Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia
mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya” [HR. Tirmidzi]. Maka jelas sekali
bahwa jika seseorang ingin menjadi pemimpin dalam suatu organisasi/ komunitas
maka seseorang tersebut harus mempunyai kepemimpinan yang alangkah baiknya jika
bercermin terlebih dahulu dan instropeksi diri sebelum seseorang tersebut
menjadi pemimpin. Karena dengan kita bercermin kita mengetahui bentuk fisik
kita dari ujung kaki sampai ujung kepala siapa diri kita sebenarnya. Abdul Aziz
menambahkan bahwa kita sebagai seorang manusia yang masing-masing sudah ditugaskan
menjadi seorang pemimpin dan memimpin dirinya sendiri untuk tidak membanggakan
oranglain/ iri, karena dengan seseorang tersebut iri terhadap orang lain
berarti dia tidak mengenal dirinya sendiri atas potensi dirinya.
Pada kesempatan ini Abdul Aziz memberikan
kiat-kiat bagaimana seseorang dapat menjadi pemimpin dan memimpin dirinya
sendiri yaitu ada empat hal: 1. Mengenal Potensi Dirinyai Sendiri, yaitu
seseorang bisa mengetahui potensi dengan apa saja yang biasa dilakukannya
contohnya membaca buku, suka meneliti, suka menulis dll, 2. Konsep Diri, yaitu
seseorang melakukan pemetaan apa yang akan dilakukannya untuk meningkatkan
potensinya, 3. Punya Mimpi, 4. Mempunyai Skala Presentasi Keberadaan Potensi
Diri, seseorang membuat skala 0-100 % agar seseorang tersebut sudah mengetahui
sejauh mana ia melangkah.
Kepemimpinan yang baik akan
mempengaruhi keadaan sosial dilingkungannya menjadi baik, aman dan tentram. Pada
kesempatan ini Abdul Aziz mengingatkan kembali kepada peserta #Literaksi bahwa
kepemimpinan yang bisa menjadi panutan bagi kita adalah Nabi Muhammad SAW dimana Abdul Aziz menegaskan pada
buku The 100 karya astrofisikawan Michael
H. Hart yang diterbitkan
pada tahun 1978 mengakui bahwa Nabi Muhammad
SAW merupakan tokoh yang sangat berpengaruh nomor
satu didunia ini. Beberapa hal yang bisa kita tauladani dari aqidah Nabi Muhammad SAW yaitu; siddiq,
amanah, tabligh, fathanah.
Social Movement (Gerakan Sosial)
Gerakan
Sosial merupakan seperangkat kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang
untuk melakukan kegiatan dilingkungannya melibatkan masyarakat untuk mencapai
suatu tujuan. Anthony Giddens menyatakan Gerakan Sosial sebagai upaya kolektif
untuk untuk mengejar kepentingan bersama atau gerakan mencapai tujuan berasama
melalui tindakan kolektif (action collective) diluar ruang lingkup
lembaga-lembaga yang mapan. Pada sesi ini Abdul Aziz menyampaikan materi
mengenai Gerakan Sosial dimana beliau sendiri merupakan inisiator Gerakan
Sedekah Harian (red-Alumni UNJ) Gerakan Sedekah Harian yang didirikan pada
tanggal 12 Januari 2012 merupakan Organisasi/ Komunitas Nirlaba. Komunitas Gerakan Sosial ini awal-awal berdirinya ada
berbagai dinamika yang menyeliputinya. Kejadian pro dan kontra komunitas ini
tidak bisa dihindarkan terutama di Media Sosial. Tetapi memasuki tahun demi
tahun halangan rintang sudah diatasi dengan penyelesaian yang baik dan sampai
saat ini komunitas Gerakan Sedekah Harian masih beraktifitas di Indonesia.
Abdul Aziz menambahkan bagaimana meningkatkan komitmen kepada rekan-rekan untuk
menjalankan kegiatan yang Insyaallah bermanfaat ini dalam tiga hal yaitu;
perbanyaklah sabar, perbanyaklah minta maaf dan perbanyaklah berprasangka baik.
Komunitas
Gerakan Sedekah Harian sangat dikenal dengan program ber-hastag #SedekahSehariSeribu dan #KasirOffline Agen
Kerupuk. Program ber-hastag #SedekahSehariSeribu teknis kegiatan gerakan sosial
ini yaitu denga uang bernominal seribu rupiah yang diberikan oleh masyarakat
Indonesia yang disalurkan kepada Komunitas Gerakan Sedekah Harian secara
Online. Masyarakat akan membudayakan memberikan sedekah sehari seribu rupiah.
Abdul Aziz membayangkan jika program ini terselenggara dengan baik akan dapat
mengumpulkan sedekah yang sangat banyak dari masyarakat di Indonesia dan sangat
bermanfaat juga nantinya untuk kebutuhan masyarakat. Rencanya Komunitas ini
akan mengembangkan aplikasi berteknologi yang ada disetiap perangkat pengguna
alat telekomunikasi di Indonesia agar mudah menyalurkannya.
Program ber-hastag #KasirOffline Agen Kerupuk
(Kelompok Relawan Untuk Pengumpul Uang Kebaikan) ini teknis kegiatannya
masyarakat dapat menyalurkan sedekah-nya ke kaleng kerupuk ukuran kecil yang
ditempatkan petugas relawan Gerakan Sedekah Harian pada tempat-tempat
perkantoran dll. Setelah sedekah tersebut terkumpul di Komunitas maka sedekah
berupa uang tersebut akan disalurkan pada kegiatan program sosial untuk
kebutuhan masyarakat, contohnya menyalurkan uang tersebut kepada korban bencana
di Indonesia, memberikan fasilitas pendidikan rumah belajar dll.
Setelah
mejelaskan mengenai Komunitas Gerakan Sedekah Harian, selanjutnya dibuka sesi
tanya-jawab. Kemudian Abdul Aziz memberikan saran kepada peserta berupa
bagaimana program sosial itu dapat berjalan dengan baik. Bentuk manajemen PDCA
(Plan Do Check and Act) merupakan konsep manajemen yang disarankan oleh Adul
Aziz, karena dengan konsep PCDA dapat menganalisis bagaimana rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan, cara melakukannya, di analisis kembali kelebihan dan
kekurangannya baru selanjutnya dilaksanakan. Setelah memaparkan konsep PCDA
kemudian sesi mengenai Gerakan Sosial disudahi dengan kata mutiara yang
berbunyi “Jangan Mati Sebelum Berarti”.
Project Social (Proyek Sosial)
Pada
sesi ini peserta #LiterAksi melaksanakan pelatihan bagaimana melaksanakan
proyek sosial di Masyarakat. Pada pertemuan ini dipaparkan terlebih dahulu oleh
Ilyas (Kampung Sarjana) bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum
dilakukan. Langkah-langkahnya yaitu; pencarian Ide berlandasakan data penduduk
dan latarbelakang masyarakat dan kebutuhannya, kreatif, langkah-langkah
observasi dilapangan, dan SDM yang melaksanakan program. Setelah pemaparan materi
selesai kemudian pembagian kelompok, diskusi dan pemaparan rencana program
sosial yang akan dilaksanakan oleh peserta.
Sumber: Laporan Moan (Ketua 2, Lentera Surosowan) pada Kelas #LiterAksi Kampung Sarjana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar