Our Feeds

Selasa, 15 Maret 2016

#Ngobrol LiterAksi ”Leadership and Social Movement” Bersama Komunitas



            Sikap profesionalisme anggota organisasi (komunitas) sangat dibutuhkan untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi secara profesional. Mendapatkan ketercapaian sikap profesionalisme tersebut dibutuhkan pelatihan agar mendapatkan kompetensi yang baik dari anggota organisasi untuk tujuan profesionalnya sebagai anggota. Bernardin & Russell dalam Gomes (2000) menyatakan bahwa pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki kinerja pekerja pada pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. Pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan ketrampilan karyawan/pekerja yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu sehingga lebih menekankan pada ketrampilan (skill).

            Dalam rangka peningkatan kapsitas kopetensi Internal komunitas Kampung Sarjana kembali mengadakan #LiterAksi yang biasa dilaksanakan satu bulan sekali untuk agenda Internal Kampung Sarjana bertempat di Gedung Graha Sejahtera Mandiri, Jakarta Timur. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2016, Pukul 10.00 – 15.00 Wib. Beberapa anggota komunitas Gerakan Sedekah Harian dan Lentera Surosowan turut menghadiri undangan tersebut. Agenda #LiterAksi pada pertemuan ini mengundang Abdul Aziz, yang merupakan salah satu inisiator Gerakan Sedekah Harian sebagai narasumber.

Leadership (Kepemimpinan)
            Ordway Tead (1935) mengatakan  Leadership is the activity of influencing people to cooperate toward some goal which come to find desireble (Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan). Pada sesi materi kepemimpinan Abdul Aziz menjelaskan pada peserta #LiterAksi dalam konsep Leadership seorang pemimpin jangan lupa untuk bercermin. Diriwayatkan dari Umar bin al-Khaththab, beliau mengatakan, Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya [HR. Tirmidzi]. Maka jelas sekali bahwa jika seseorang ingin menjadi pemimpin dalam suatu organisasi/ komunitas maka seseorang tersebut harus mempunyai kepemimpinan yang alangkah baiknya jika bercermin terlebih dahulu dan instropeksi diri sebelum seseorang tersebut menjadi pemimpin. Karena dengan kita bercermin kita mengetahui bentuk fisik kita dari ujung kaki sampai ujung kepala siapa diri kita sebenarnya. Abdul Aziz menambahkan bahwa kita sebagai seorang manusia yang masing-masing sudah ditugaskan menjadi seorang pemimpin dan memimpin dirinya sendiri untuk tidak membanggakan oranglain/ iri, karena dengan seseorang tersebut iri terhadap orang lain berarti dia tidak mengenal dirinya sendiri atas potensi dirinya.

            Pada kesempatan ini Abdul Aziz memberikan kiat-kiat bagaimana seseorang dapat menjadi pemimpin dan memimpin dirinya sendiri yaitu ada empat hal: 1. Mengenal Potensi Dirinyai Sendiri, yaitu seseorang bisa mengetahui potensi dengan apa saja yang biasa dilakukannya contohnya membaca buku, suka meneliti, suka menulis dll, 2. Konsep Diri, yaitu seseorang melakukan pemetaan apa yang akan dilakukannya untuk meningkatkan potensinya, 3. Punya Mimpi, 4. Mempunyai Skala Presentasi Keberadaan Potensi Diri, seseorang membuat skala 0-100 % agar seseorang tersebut sudah mengetahui sejauh mana ia melangkah.

            Kepemimpinan yang baik akan mempengaruhi keadaan sosial dilingkungannya menjadi baik, aman dan tentram. Pada kesempatan ini Abdul Aziz mengingatkan kembali kepada peserta #Literaksi bahwa kepemimpinan yang bisa menjadi panutan bagi kita adalah Nabi Muhammad SAW dimana Abdul Aziz menegaskan pada buku The 100 karya astrofisikawan Michael H. Hart yang diterbitkan pada tahun 1978 mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW  merupakan tokoh yang sangat berpengaruh nomor satu didunia ini. Beberapa hal yang bisa kita tauladani dari aqidah Nabi  Muhammad SAW  yaitu; siddiq, amanah, tabligh, fathanah.
Social Movement (Gerakan Sosial)
            Gerakan Sosial merupakan seperangkat kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan kegiatan dilingkungannya melibatkan masyarakat untuk mencapai suatu tujuan. Anthony Giddens menyatakan Gerakan Sosial sebagai upaya kolektif untuk untuk mengejar kepentingan bersama atau gerakan mencapai tujuan berasama melalui tindakan kolektif (action collective) diluar ruang lingkup lembaga-lembaga yang mapan. Pada sesi ini Abdul Aziz menyampaikan materi mengenai Gerakan Sosial dimana beliau sendiri merupakan inisiator Gerakan Sedekah Harian (red-Alumni UNJ) Gerakan Sedekah Harian yang didirikan pada tanggal 12 Januari 2012 merupakan Organisasi/ Komunitas Nirlaba. Komunitas Gerakan Sosial ini awal-awal berdirinya ada berbagai dinamika yang menyeliputinya. Kejadian pro dan kontra komunitas ini tidak bisa dihindarkan terutama di Media Sosial. Tetapi memasuki tahun demi tahun halangan rintang sudah diatasi dengan penyelesaian yang baik dan sampai saat ini komunitas Gerakan Sedekah Harian masih beraktifitas di Indonesia. Abdul Aziz menambahkan bagaimana meningkatkan komitmen kepada rekan-rekan untuk menjalankan kegiatan yang Insyaallah bermanfaat ini dalam tiga hal yaitu; perbanyaklah sabar, perbanyaklah minta maaf dan perbanyaklah berprasangka baik.
           
            Komunitas Gerakan Sedekah Harian sangat dikenal dengan program ber-hastag  #SedekahSehariSeribu dan #KasirOffline Agen Kerupuk. Program ber-hastag #SedekahSehariSeribu teknis kegiatan gerakan sosial ini yaitu denga uang bernominal seribu rupiah yang diberikan oleh masyarakat Indonesia yang disalurkan kepada Komunitas Gerakan Sedekah Harian secara Online. Masyarakat akan membudayakan memberikan sedekah sehari seribu rupiah. Abdul Aziz membayangkan jika program ini terselenggara dengan baik akan dapat mengumpulkan sedekah yang sangat banyak dari masyarakat di Indonesia dan sangat bermanfaat juga nantinya untuk kebutuhan masyarakat. Rencanya Komunitas ini akan mengembangkan aplikasi berteknologi yang ada disetiap perangkat pengguna alat telekomunikasi di Indonesia agar mudah menyalurkannya.
           
             Program ber-hastag #KasirOffline Agen Kerupuk (Kelompok Relawan Untuk Pengumpul Uang Kebaikan) ini teknis kegiatannya masyarakat dapat menyalurkan sedekah-nya ke kaleng kerupuk ukuran kecil yang ditempatkan petugas relawan Gerakan Sedekah Harian pada tempat-tempat perkantoran dll. Setelah sedekah tersebut terkumpul di Komunitas maka sedekah berupa uang tersebut akan disalurkan pada kegiatan program sosial untuk kebutuhan masyarakat, contohnya menyalurkan uang tersebut kepada korban bencana di Indonesia, memberikan fasilitas pendidikan rumah belajar dll.

            Setelah mejelaskan mengenai Komunitas Gerakan Sedekah Harian, selanjutnya dibuka sesi tanya-jawab. Kemudian Abdul Aziz memberikan saran kepada peserta berupa bagaimana program sosial itu dapat berjalan dengan baik. Bentuk manajemen PDCA (Plan Do Check and Act) merupakan konsep manajemen yang disarankan oleh Adul Aziz, karena dengan konsep PCDA dapat menganalisis bagaimana rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, cara melakukannya, di analisis kembali kelebihan dan kekurangannya baru selanjutnya dilaksanakan. Setelah memaparkan konsep PCDA kemudian sesi mengenai Gerakan Sosial disudahi dengan kata mutiara yang berbunyi “Jangan Mati Sebelum Berarti”.

Project Social (Proyek Sosial)
            Pada sesi ini peserta #LiterAksi melaksanakan pelatihan bagaimana melaksanakan proyek sosial di Masyarakat. Pada pertemuan ini dipaparkan terlebih dahulu oleh Ilyas (Kampung Sarjana) bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum dilakukan. Langkah-langkahnya yaitu; pencarian Ide berlandasakan data penduduk dan latarbelakang masyarakat dan kebutuhannya, kreatif, langkah-langkah observasi dilapangan, dan SDM yang melaksanakan program. Setelah pemaparan materi selesai kemudian pembagian kelompok, diskusi dan pemaparan rencana program sosial yang akan dilaksanakan oleh peserta.


Sumber: Laporan Moan (Ketua 2, Lentera Surosowan) pada Kelas #LiterAksi Kampung Sarjana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar