Dalam rangka
meningkatkan kapasitas di internal dan menjalin silaturrahmi dengan beberapa
komunitas khususnya di UNJ, Komunitas Lentera Surosowan kembali mengadakan
#NgobrolInspirasi. kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2016,
bertempat di Panggung Fakultas Bahasa dan Seni UNJ. Komunitas Lingkar
Inspirasi, Sahabat Guru Dompet Dhuafa, Komunitas Sukabaca.com, turut hadir
dalam agenda rutin tersebut. Agenda #NgobrolInspirasi pada pertemuan ini
mengundang Muhammad Ihsan, salah satu inisiator Kampung Sarjana sebagai
narasumber .
Berbagi Butuh Pembiasaan
Ketika berbicara tentang bergerak
untuk bermanfaat, apakah harus dengan persepsi
“dibayar”?, apakah jika tidak dibayar bisa totalitas dalam bergerak?.
jawabannya “Bisa”. Ada generasi yang tidak dibayar namun bisa totalitas. Mereka
adalah generasi Rosulullah dan para sahabat ketika menyebarkan ajaran islam
pada waktu itu. Berbagi yang tidak dibayar itu butuh pembiasaan. Akan terasa
sulit jika kita lulus nanti untuk bergerak jika sejak masih menjadi mahasiswa
belum terbiasa untuk berbagi dan berkontribusi. Berbagi pun bisa dimulai dari
hal yang sangat kecil.
Kampung Sarjana
Pada tahun 2010 lalu, Ka Ihsan dan
teman-teman BEM UNJ melakukan perjalanan ke Kampung Cibuyutan, Bogor. Di tahun
berikutnya, mereka bersama BEM UNJ tergerak untuk mengadakan bakti sosial
kampus selama tiga hari. Ada inspirasi-inspirasi sosial selama melaksanakan disana. Berbekal media seadanya, dilakukanlah
publikasi ke seluruh penjuru sosial media tentang keadaan di kampung Cibuyutan.
Inspirasi tersebut mendorong mereka untuk mengabdi selamanya disana. Tahun
2013, Komunitas Kampung Sarjana dibentuk. Kampung Sarjana adalah komunitas yang
focus dalam bidang pendidikan daerah. Dengan semangat membangun visi untuk
menghasilkan 10 Sarjana Taqwa untuk 1 kampung. Kedepan, 10 sarjana inilah yang
akan menjadi penggerak dikampungnya. Mereka yang akan terus di dorong menjadi
ekskalator perubahan untuk membuat kampung tersebut menjadi lebih unggul.
Saat ini, remaja yang baru duduk di
bangku SMA terdiri 2 orang, sisanya adalah masih berada pada jenjang SD dan
SMP. Program Kampung Sarjana 70%
dirancang untuk membina anak-anak dan para remaja di kampung tersebut. Keterlibatan
orang tua anak mempunyai porsi 20% dan masyarakat 10%. Anak-anak dilatih dan
dibiasakan untuk ikut berpartisipasi dalam hal teknis. Hal ini bertujuan agar
mereka terbiasa melayani dan menjalin komunikasi dengan masyarakat disana.
Lagi, butuh pembiasaan untuk berbagi dan berkontribusi. Program kampung Sarjana
meliputi Jendela Dunia untuk Cibuyutan, Beasiswa Sarjana Taqwa, Liter Aksi,
Jelajah Kampus dan Festival Kampung Sarjana. Mengenai pendanaan, Kampung
Sarjana membuka ladang amal bagi siapapun yang ingin memberikan donasi.
Dua tahun kemudian, pada tahun 2013
Kampung Sarjana diresmikan untuk menjadi sebuah yayasan. Hal ini bertujuan
untuk mengakselerasi kegiatan-kegiatan dan untuk menjaga kredibilitas,
profesionalitas, aset-aset dan lain sebagainya. Mimpi dari sebuah Kampung
Sarjana adalah membuat sekolah di Cibuyutan. Walau perjalanan masih cukup
panjang, sedikit demi sedikit dilakukan untuk mencapai akhir manis Kampung
Sarjana.
Kegiatan #NgobrolInspirasi dibuka
sesi diskusi dan sharing-sharing tentang keunggulan maupun kelemahan yang
dimiliki antar komunitas. Dari kegiatan tersebut, para peserta yang hadir
saling terbuka dalam rangka mendorong diri untuk menjadi insan yang bermanfaat
bagi masyarakat. (MJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar